Latest News
Ads

Fakta-fakta mengenai Candi Jiwa dan Candi Blandongan di Jawa Barat

Fakta-fakta mengenai Candi Jiwa dan Candi Blandongan di Jawa Barat
Misteri Candi di Jawa Barat

Candi Jiwa dan Candi Blandongan adalah contoh candi yang berada di situs Percandian Batujaya.
Candi Batujaya adalah peninggalan sejarah besar, sebagai saksi kehidupan zaman prasejarah di Jawa Barat. Kompleks Percandian Batujaya adalah sebuah kompleks sisa-sisa percandian Buddha kuna yang terletak di Kecamatan Batujaya dan Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Situs ini disebut percandian karena terdiri dari sekumpulan candi yang tersebar di beberapa titik. Dari sisa candi di kawasan situs Batujaya yang telah ditemukan kembali, baru dua candi yang telah dipugar, yaitu Candi Segaran I atau disebut juga Candi Jiwa, dan Candi Segaran V atau Candi Blandongan.



Peninggalan-peninggalan yang berhasil ditemukan di kompleks situs Batujaya salah satunya yaitu berupa sisa-sisa hunian dan kubur-kubur dengan kerangka-kerangka yang relatif utuh dan disertai bekal kubur.

Diantara bekal kubur itu, sangat menarik ialah adanya tembikar dari India Selatan yang berasal dari kota pelabuhan kuno Arikamedu berupa piring besar (30 cm) yang dikenal sebagai "Romano Indian Rouletted Pottery", tembikar ini diperkirakan berasal dari masa sekitar abad ke-2 hingga ke-4.
Hal itu menunjukkan telah adanya kontak budaya antara orang-orang India dengan masyarakat pesisir di pantai utara Jawa Barat pada masa akhir prasejarah.
Berdasarkan ciri-ciri konstruksi arsitektural dan temuan-temuan lainnya dapat disimpulkan bahwa candi di situs Batujaya merupakan kompleks Candi yang berlatarkan agama Buddha Mahayana.
Melalui analisis isotop karbon (pertanggalan C14) dari kulit padi bahan campuran tanah liat dalam pembuatan bata candi, dapatlah dikemukakan dibangun antara abad ke-6 hingga abad ke-7, pada masa Kerajaan Tarumanegara.
Selain itu juga berhasil ditemukan lantai lapisan dari Candi Blandongan yang terbuat dari batu kapur.
Dari buku “Kompleks Percandian Batujaya, Rekontruksi Sejarah Kebudayaan Daerah Pantai Utara Jawa Barat” yang ditulis oleh Prof. Hasan Djafar, dari penelitiannya mengungkapkan, Karst Pangkalan telah berfungsi penting sejak zaman Tarumanegara (sekira abad ke-3 atau ke-4 M). Pengangkutan bahan galian berupa batu kapur dari perbukitan gamping daerah Karawang Selatan menuju Batujaya dengan menggunakan perahu menyusuri Sungai Citarum.
Berikut ini adalah gambar lapisan candi Blandongan di situs Candi Batujaya yang berhasil diselamatkan :
Lapisan Candi menggunakan kapur

Darinya, kita dapat membayangkan kemandirian dan kemajuan masyarakat di sana pada zaman itu. Stuko atau plester berwarna putih digunakan sebagai pelapis tembok candi-candi di kompleks percandian Batujaya agar lebih kuat.

Stuko juga digunakan untuk membuat ornamen, relief, dan arca. Bahan baku stuko diperoleh dari pembakaran batu kapur pada suhu 900-1.000 derajat celsius. Dan kapur tersebut diambil dari pegunungan gamping yang membentang dari arah Barat-Timur sepanjang 20 kilometer di wilayah Karawang Selatan.

Selanjutnya : Proses Penemuan Situs Batujaya, Candi Buddha di Jawa Barat

0 Response to "Fakta-fakta mengenai Candi Jiwa dan Candi Blandongan di Jawa Barat"

Like Us

More on this category »